Sintang – Kalbar, JKM | Banjir yang melanda Kecamatan Ambalau tahun ini merupakan bajir terparah dalam kurun waktu 30 tahun ini yaitu yang terjadi pada tahun 1991 silam namun banjir tersebut lebih besar daripada sekarang.
Menurut keterangan salah satu warga Johan kejadian seperti ini juga pernah terjadi pada tahun 2007, 15 tahun silam, kata Kasi Humas Polsek Ambalau Bripka, Wardi, Minggu, (3/10/21).
“Informasi sementara yang kami dapatkan banjir yang terjadi kemarin Sabtu 2 Oktober 2021 menimbulkan kerusakan pada rumah warga di beberapa desa dan juga infrastrukstur pemerintah seperti bangunan Kantor Desa dan Pustu. Seperti di Desa Kolongan Juoi, Korong Darso, Patih Jepara menurut beberapa sumber ada rumah warga yang juga terseret banjir, serta satu jembatan gantung di Desa Keremoi putus di hantam terjangan banjir yang terjadi kemarin pagi, ” Ujar Bripka Wardi.
Lebih lanjut, Bripka Wandi, menjelaskan, Banjir tahun ini mengakibat kerugian harta benda yang sangat besar bagi warga Kecamatan Ambalau, namun akibat akses yang sangat terbatas dan putusnya jaringan komunikasi yang ada di Desa-desa kami belum bisa mendapatkan informasi secara detail terkait kerugian serta kerusakan akibat bencana banjir di Kecamatan Ambalau.
Sampai saat ini pukul 11.00 Wib air sudah mengalami penurunan sekitar 1,5 – 2 Meter, dan kami dari piahak kepolisian terus melakukan monitoring terkait perkembangan situasi terkini, kami juga menghimbau warga masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap keluarga dan barang-barang mereka, dan untuk warga yang mengungsi jangan kembali kerumah mereka dulu sebelum situasi air benar-benar dalam kondisi aman. Himbau Kasi Humas Polsek Ambalau.
Sampai berita ini turunkan kami dari pihak kepolisian masih mengumpulkan informasi terkait dampak kerugian dari banjir ini, karena masih terputusnya jalur komunikasi di desa-desa akibat tower mini terendam banjir, namun dipastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir di Kecamatan Ambalau.
(Humas Polres Sintang)