Komisi IV DPR RI Bersama KLHK Sosialisasi Pembangunan Infrastruktur Hijau di Melawi

banner 120x600

JKM.COM, MELAWI – Anggota DPR RI Komisi IV, Dapil Kalbar II, Yessy Melania bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia menggelar sosialisasi pembangunan infrastruktur hijau kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Melawi.

Kegiatan berlangsung di Aula Kurnia Water Park, Desa Tembawang Panjang, Kecamatan Nanga Pinoh pada Kamis, (27/10).

Kegiatan Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Melawi, Rima Pramita, Direktorat Pengendalian Pencemaran Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang diwakili Rahmad Utari serta para tamu undangan lainnya.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Melawi, Rima Pramita dalam sambutannya mengatakan bahwa penanganan persoalan pencemaran lingkungan atau limbah harus dimulai dari diri kita sendiri.

“Persoalan sampah atau limbah adalah persoalan kita bersama dan perlu kesadaran bersama untuk menanggulanginya. Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yessy Melania atas kegiatan pembangunan IPAL yang ada di Melawi,” ucapnya.

Rima juga mengatakan bahwa saat ini peralatan yang dimiliki oleh Dinas LH Kabupaten Melawi sangat terbatas. Ia berharap dengan keberadaan IPAL dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

“Secara umum sanitasi di Indonesia masih sangat minim jauh tertinggal dari sektor pembangunan lainnya. Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak,” tutur Rima sekaligus membuka acara sosialisasi tersebut.

Dalam kesempatan tersebut,
Rahmad yang mewakili Direktorat Pengendalian Pencemaran Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengatakan
sosialisasi ini sangat penting untuk Pembangunan infrastruktur hijau di Melawi. Nanti akan kami informasikan tentang bagaimana mekanisme terkait bantuan-bantuan apa saja yang akan diterima oleh masyarakat melalui dana aspirasi untuk wilayah Kabupaten Melawi, Sanggau, Sintang, dan sekadau.

“Pencemaran lingkungan merupakan isu yang sangat sensitif terutama yang berkaitan dengan masyarakat terutama pencemaran lingkungan,” kata Rahmad

Lanjutnya, pencemaran lingkungan tersebut akan muncul kepermukaaan jika kita sendiri saat ini tidak peduli terhadap lingkungan.

“Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup 75 persen Sungai di Indonesia sudah tercemar. Hasil penelitian sumber pencemaran limbah industri dan limbah domestik yang berasal dari limbah rumah tangga,” ungkap Rahmad

Sementara itu anggota komisi IV DPR RI Dapil Kalbar II, Yessy Melania mengatakan bahwa bantuan IPAL yang diterima oleh kelompok besarannya nominalnya berbeda-beda. Perbedaan tersebut berdasarkan hasil survei dan verifikasi dilapangan, salah satu indikatornya yaitu dari jumlah ternak yang di terima masing-masing kelompok.

“Hari ini kita lakukan penyerahan secara simbolis kepada kelompok penerima manfaat. Kabupaten Melawi ada 3 Kelompok, Sanggau 1 Kelompok, Sintang 1 kelompok dan Sekadau 1 kelompok,” ujarnya.

Yessy berharap kelompok yang menerima bantuan di tahun anggaran 2023 ini bisa maksimal memanfaatkan bantuan tersebut. IPAL merupakan program pemerintah kepada masyarakat untuk mengurangi pencemaran lingkungan hidup.

“Kalo pengelolaan sampah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah sangat berat dan membutuhkan biaya yang sangat besar karena produsen sampah adalah kita sendiri. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah,” kata Yessy.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber kepada peserta.


banner 336x280

Tinggalkan Balasan