KALSEL – JKM | Pandemi covid-19 yang melanda negeri sejak awal tahun 2020 memberikan dampak terhadap semua sektor. Pelatihan merupakan salah satu yang terimbas dengan adanya pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah. Namun Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang tetap berupaya memberikan pelayanan pelatihan meskipun dikemas dalam jaringan (daring) atau online.
Program tersebut dinamakan WISATANI, widyaiswara sapa kostratani. Awalnya program wisatani berjalan 2 kali dalam sepekan, namun sejak pembatasan covid-19 agak longgar, penyelenggaraan menjadi satu kali dalam sepekan.
Program WISATANI BBPP Binuang pertama kali mengudara pada tanggal 8 Juni 2020 dengan judul Pengendalian Penyakit Cabai Antraknosa yang dibawakan oleh Susmawati, S.P., M.P dan Amallia Rosya, S.P., M.P. Pada tayangan perdana, peserta yang mengikuti dalam zoom sebanyak 109 orang.
Peserta semakin meningkat dan antusias pada penyelenggaraan selanjutnya. Hal ini ditunjukkan dengan selalu penuhnya di zoom yang sempat berkapasitas 1000 peserta ditambah dengan tayangan langsung juga pada channel youtube multimedia BBPP Binuang.
Sampai bulan November 2021 ini, WISATANI telah berlangsung 77 episode. Pengaruh apa yang diberikan WISATANI pada peserta? Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, Aman Nurrahman Kahfi, widyaiswara BBPP Binuang mencoba menggali data melalui kajian sederhana dengan melibatkan peserta WISATANI.
“Kajian yang difokuskan pada penyuluh pertanian untuk menilai pengaruh Program WISATANI terhadap penyuluhan pertanian ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai Mei 2021” jelas Aman Nurrahman Kahfi.
Sampel dipilih secara sengaja yang partisipasi pesertanya paling banyak dengan mewakili masing-masing tema yaitu penyuluhan, hama penyakit tanaman, pengolahan pangan dan teknologi pertanian.
Masing-masing tema terwakili oleh 2 judul atau 2 sesi waktu yang berbeda. Hasil kajian didapatkan bahwa setelah mengikuti program WISATANI, penyuluh yang mendapatkan pemahaman moderat mempunyai proporsi yang dominan. Informasi lain yang didapatkan bahwa sebagian besar penyuluh yang telah mengikuti WISATANI mempraktikkan di lokasi dan wilayah binaannya masing-masing.
Kajian sederhana ini memberikan gambaran awal dan angin segar bahwa ternyata WISATANI memberikan pengaruh terhadap penyuluh dalam penyuluhan pertanian.
(Irfan/Kahfi)